Antisipasi Menghadapi Kondisi Keluarga

• Hal-hal apa sajakah yang harus diantisipasi dalam menghadapi kondisi ini dalam kehidupan keluarga? Perlu kerjasama antar orangtua, sekolah, pengasuh, keluarga dan orang terdekat lainnya, agar pengawasan dan keamanan anak dapat terjamin. Komunikasi yang baik antara orangtua dan anak akan sangat menolong dalam mencegah terjadinya penculikan. Khusus bagi wanita pekerja pilih pengasuh yang jelas asal usulnya. Sering memantau keberadaan anak agar bisa diketahui keadaannya. Keselamatan anak adalah segala-galanya. Tetaplah selalu waspada dengan maraknya penculikan yang terjadi di berbagai daerah di Tanah Air.

• Motif yang beragam

  Kasus ini semakin banyak dari tahun ke tahun. Menurut informasi Komisi Perlindungan Anak (KPA) kasus penculikkan telah terjadi di rumah bersalin, puskesmas dan setelah jam sekolah dengan motif yang bervariasi. Motivasi ingin memiliki anak akhirnya nekad melakukan penculikkan. Ada yang karena masalah ekonomi menculik anak untuk diperagangkan. Motif ingin mendapatkan hak asuh akibat konflik dalam rumah tangga bisa berujung pada perebutan anak dengan cara penculikkan oleh salah satu pihak.

• Pengalaman ibu Tati

  Kasus yang paling menonjol dialami ibu Tati ketika habis melahirkan, ia didatangi seorang wanita memakai masker layaknya seorang perawat yang menanyakan jenis kelamin bayinya. Sang ibu menjawab bayinya laki-laki, seketika wanita itu mengambil bayi yang belum diberi nama itu. Ia mengatakan akan memberi imunisasi pada bayi tersebut dan beranjak pergi. Ibu tersebut tidak curiga tapi setelah lama menunggu wanita tersebut tidak kunjung tiba akhirnya didapati petunjuk dari Puskesmas terkait bayinya telah menjadi korban penculikkan.

• Dampaknya bagi ibu dan anak

  "Penculikkan yang terjadi membuat trauma bagi ibu apalagi bila anak yang diculik tidak kunjung kembali ke pangkuannya", kata psikolog Mira D Amir. Pada kasus ibu Tati di atas ternyata anaknya diculik oleh bidan honorer yang bekerja di puskemas tersebut dan polisi berhasil menangkap pelakunya. Dengan segera tertangkapnya pelaku dan kembalinya si bayi pada ibunya, maka tidak sampai menimbulkan trauma, hanya syok semata. Bagi anak yang masih kecil, pengalaman buruk tersebut akan mudah dilupakannya, tetapi tidak untuk anak yang sudah besar, mereka akan mengalami trauma akibat peristiwa itu.

• Pengawasan anak yang lemah

  Anda sebagai orangtua harus bisa menjaga keamanan dan keselamatan anak. Ciptakan pengamanan dan pengawasan yang kuat guna mencegah penculikkan terjadi. Di manapun Anda berada bersamanya tetap awasi dia terutama di tempat-tempat umum yang rawan kejahatan. Anda harus tahu segala aktivitas anak juga mengetahui keberadaannya. Hindari meninggalkan anak sendiri tanpa pengawasan orang terdekat Anda.

• Cari pengasuh yang bisa dipercaya

  Hal yang satu ini penting apalagi bila Anda bekerja maka perlu mengenal dekat orang yang merawat buah hati Anda termasuk keluarganya. Jangan sekali-kali menerima pekerja yang tidak jelas asal-usulnya. Carilah seseorang yang bisa dipercaya dan akan memberikan rasa aman sewaktu Anda meninggalkan anak bersamanya.

• Tanggung jawab orangtua kepada anak

  Sejak kecil tanamkan pada anak Anda kepada siapa ia harus menurut dan kepada siapa ia tidak perlu melakukannya. Beri tahu anak bahwa ia harus menolak dan berhati-hati bila seseorang memberi sesuatu atau mengajaknya pergi apalagi orang asing yang tidak dikenalnya. Penting bagi Anda membangun kedekatan dengan anak dan juga mengenal teman-temannya, agar Anda bisa melakukan pengecekan melalui telepon keberadaan anak bila bermain. Bila memungkinkan milikilah jadwal kegiatan sekolah anak agar senantiasa ada pengawasan dari pengasuh atau keluarga.
  Bila terjadi penculikkan jangan segan-segan secepatnya menghubungi pihak berwajib agar dapat ditangani sesegera mungkin. Keselamatan anak sangat penting dan harus ditangani secara serius.
  sumber:keluarga.com